♔Bisnis yang islami dan non islami
21 Jun 2011 06.56 | 0 ♥ comments

Bisnis yang Islami dan Non-Islami

Bagaimana membedakan berbisnis yang Islami dengan yang non-Islami? M. Ismail Yusanto dan M. Karebet W dalam bukunya “Menggagas Bisnis Islami”, diterbitkan Gema Insani Press Jakarta, 2002, memberikan panduan ringkas sebagai berikut.
ISLAMI
KARAKTERISTIK BISNIS
NON-ISLAMI
Aqidah Islam (nilai-nilai transendental)
ASAS
Sekulerisme (nilai-nilai material)
Dunia-Akhirat
MOTIVASI
Dunia
Profit dan benefit, pertumbuhan, keberlangsungan, keberkahan
ORIENTASI
Profit, pertumbuhan, keberlangsungan
Tinggi, bisnis adalah bagian dari ibadah
ETOS KERJA
Tinggi, bisnis adalah kebutuhan duniawi
Maju dan produktif, konsekwensi keimanan dan manifestasi kemusliman
SIKAP MENTAL
Maju dan produktif sekaligus konsumtif, konsekwensi aktualisasi diri
Cakap dan ahli dibidangnya, konsekwensi dari kewajiban seorang muslim
KEAHLIAN
Cakap dan ahli dibidangnya, konsekwensi dari reward & punishment
Terpercaya dan bertanggungjawab, tujuan tdk menghalalkan cara
AMANAH
Tergantung kemauan individu (pemilik kapital), tujuan menghalalkan cara
Halal
MODAL
Halal dan haram
Sesuai dengan akad kerjanya
SDM
Sesuai dengan akad kerjanya atau sesuai keinginan pemilik modal
Halal
SUMBERDAYA
Halal dan haram
Visi dan misi organisasi terkait erat dengan misi penciptaan manusia di dunia
MANAJEMEN STRATEGIK
Visi dan misi organisasi ditetapkan berdasarkan pada kepentingan materi belaka
Jaminan halal bagi setiap masukan, proses & keluaran, mengedepankan produktivitas dalam koridor syariah
MANAJEMEN OPERASI
Tidak ada jaminan halal bagi setiap masukan, proses & keluaran, mengedepankan produktivitas dalam koridor manfaat
Jaminan halal setiap masukan, proses & keluaran keuangan
MANAJEMEN KEUANGAN
Tidak ada jaminan halal bagi setiap masukan, proses & keluaran keuangan
Pemasaran dalam koridor jaminan halal
MANAJEMEN PEMASARAN
Pemasaran menghalalkan cara
SDM profesional & berkepribadian Islam, SDM adalah pengelola bisnis, SDM bertanggungjawab pada diri, majikan & Allah swt.
MANAJEMEN SDM
SDM profesional & SDM adalah faktor produksi, SDM bertanggungjawab pada diri, dan majikan


▲▲▲


♔Modernisme dan Post Modernisme
16 Jun 2011 02.28 | 0 ♥ comments


Modernisme dan Post Modernisme
Oleh : Abdul Wahab Masiri

Pendahuluan
Seorang penulis Amerika keturunan yahudi Susan Sontag, pembela kaum lesbi penulis buku, Against Interpretation (melawan intrepretasi) dianggap sebagai salah seorang penulis terpenting di zamannya, buku tersebut agak berbeda dengan nuansa peradaban barat.

Menceritakan tentang non rasial filsafat yang mulai mengkungkung barat (bahwa kreasi seni adalah bukan sebuah cerita tapi sihir -jawaban intuisi yang butuh penafsiran- panemapilan kita adalah wujud yang sebenarnya dan wajah adalah topeng, dalam alam modernisme tidak ada bentuk yang bisa dipahami, menusia sebagai manusia kehilangan ciri yang menjadikannya memiliki posisi yang sama dengan yang lain, bahkan manusia dikuasai oleh segala sesuatu). Banyak diantara pemikir barat menganggap buku sebagai sejarah lahirnya post modernisme.
Gerakan pencerahan (humanisme) barat menjadikan manusia sebagai pusat, dan menegaskan tentang rasionalitasnya serta kemampuannya melampaui dirinya dan lingkungannya tanpa mengetahui hal-hal yang non-rasial. Peradaban ini dimulai dengan pengumuman “Matinya Tuhan” atas nama manusia sebagai pusat dan berakhir dengan pencabutan otoritas manusia sebagai decenter.
Kaum modernis menganggap bahwa teknologi akan menjadi sumber kebahagiaan manusia dan menjanjikan dunia yang lebih baik. Namun, hal itu tidak berlangsung lama,sampai kemudian ditemukan juga begitu banyak dampak negatif dari ilmu pengetahuan bagi dunia. Teknologi mutakhir ternyata sangat membahayakan dalam peperangan dan efek samping kimiawi justru merusak lingkungan hidup. Dengan demikian, mimpi orang-orang modernis ini tidaklah berjalan sesuai harapan dan berakhir dengan kehancuran manusia itu sendiri.
Dalam buku ini, Dr.Masiry memulai tulisannya dengan pembahasan tentang fenomena awal yang menyebabkan lahirnya babakan baru dalam sejarah peradaban barat. Lahirnya modernisme yang kemudian berakhir dengan lahirnya post modernisme. Buku ini sangat menarik untuk dikaji bersama sebagai refleksi tentang kehidupan yang melanda masyarakat barat saat ini, atau mungkin telah menjangkiti diri kita atau masyarakat kita tanpa pernah sadar akan hal tersebut.
Materi
Dalam tulisan ini, Dr.Masiry memulai dengan pembahasan tentang “materi”. Yang dimaksud dengan materi di sini adalah materi dalam istilah filsafat: Meyakini bahwa materi adalah zat asli dan penggerak inti alam. pandangan ini tidak ada kaitannya dengan “cinta harta (materi)”, karena banyak di antara kaum materialis lebih zuhud dibanding orang-orang beriman. pola hidup materialis tidak berarti semua masyarakat barat itu materialistis, banyak di antara mereka yang masih bersikukuh dengan iman mereka, tapi justru pola hidup materialislah yang menguasai aspek kehidupan mereka secara umum dan khusus. Pola materialis ini mengalami dua fase: Fase rasionalitas materi (modernisme) dan Fase non rasial materi (post modernisme).
Rasionalitas materi adalah keyakinan bahwa alam ini memuat hal-hal yang bisa digunakan untuk menginterpretasi segala bentuk materi tanpa membutuhkan wahyu atau pesan Tuhan. Rasiaonalitas materi ini lebih dikenal dengan istilah gerakan pencerahan, di mana akal manusia mampu mencapai pengetahuan yang menerangi segala sesuatu serta fenomena-fenomena alam. Pengetahuan ini menjadikan manusia sebagai pusat pada alam, yang menjdikannya mampu merubah dan menguasai alam. Dimana manusia berubah menjadi Tuhan atau wakil Tuhan atau tidak butuh lagi pada Tuhan. Inilah ynag menjadi perdebatan humanisme yang dianggap sebagai fase awal dari gerakan pencerahan modernisme.
Post-modernisme dan kegilaan
Orang bisa saja menganggap “post modernisme” hanya permainan kata atau seperti hantu yang menakutkan atau sebagai aliran filsafat yang tidak bisa dipahami oleh akal kita yang lemah. Orang bisa ngotot menganggapnya tidak ada dan omong kosong. Meskipun orang bisa juga bersikukuh menganggapnya kenyataan paling real hari ini. Orang tidak akan pernah tahu apa itu post modernisme tanpa mengetahui perselisihan sejarah filsafat dengan gerakan dekonstruksinya serta munculnya imajinasi rasio dan perkebangannya.
Pembahasan ini dimulai dengan sosok tokoh post-modernisme, Jacques Derrida (1930 M) seorang filosof perancis yahudi. Dia menganut aliran filsafat non rasial kontemporer. Dia banyak terpengaruh dengan Nietsche dan filosof serta pemikir lainnya (Sartre, Martin heidegger, Emanuell leibnizts, pemikir perancis yahudi).
Derrida memulai dengan perlawanan terhadap strukturalisme (albinyawiyyah), Sebuah gerakan yang berusaha menjauh dari esensi manusia yang berada dalam naungan eksistensialisme (alwujudiah). Orang-orang strukturalis menganggap strukturalisme sebagai penggerak awal dan melampaui akal manusia. Sehingga kita mendapati struktur bahasa dan kekuasaan berbicara tentang manusia, Bukan manusia yang berbicara tentang struktur bahasa dan kekuasaan. Derrida berkesimpulan bahwa strukturalisme dikemas dalam metafisika dimana eksistensi akal ibarat ungkapan-ungkapan suci yang melampaui alam intuisi dan perubahan. Struktur dalam pandangan orang strukturalis adalah metode-metode yang menyerupai bangunan akal manusia. Sedangkan strukturalisme adalah proyek mempelajari bangunan akal tersebut. Kosekuensinya,manusia kembali pada otoritasnya dan memberikan alam rasionalitas dan makna yang memungkinkan manusia untuk sampai pada satu kebenaran.
Proyek besar Derrida adalah upaya untuk meruntuhkan ontologi barat secara menyeluruh yang dibangun dengan pola pemilahan (oposisi) biner, Seperti manusia dan alam, mutlak dan nisbi, tetap dan berubah. Oposisi biner ini bersandar pada pertanda transendensi yang tsabit. Darridas berusaha meruntuhkan pertanda transendensi tsabit tersebut (logos,mutlak dan tetap) dari sisi agama dan materi dengan menetapkan oposisi binernya. Denag begitu,dia mampu menghancurkan batasan-batasan oposisi yang tersusun dalam pertanda transenden menuju suatu alam baru tanpa batas, Asas dan tanpa dasar ketuhanan bahakan tanpa landasan sama sekali. Pluralisme dan relatifisme menjadi kata kuncinya. Alam petanda dan pertanda terpisah secara mutlak. Maka bagi mereka tidak ada bahasa (kalopun ada hanya sekedar bahasa tubuh intuisi). Realitas teks saling tumpang tindih. Teks tidak bisa lagi dihadapkan pada realitas ataupun teks dengan makna teks. Pandangan nihilisme ala posmo ini akan menjadi dekonstrukter ketika dijadikan metode dalam membaca sebuah teks.
Dengan proyek dekonstruksinya, Derrida berusaha menghancurkan batasan-batasan kata, kalimat dan makna dengan menciptakan makna-makna baru. Derrida memainkan bahasa provokatif dengan tetap menjaga keseimbangan bahasa tersebut. Apa yang dilakukan Derrida menurut Masiry adalah permainan anak-anak yang memuakkan. Kita tahu bahwa permainan anak-anak pada masa kanak-kanak adalah wajar, tapi ketika menjadi orang dewasa suasananya akan berbeda. Masiry memberikan contoh; Derrida ketika lahir diberi nama Jacky kemudian ganti menjadi Jacques. Dia mengganti namanya tanpa meninggalkan nama yang pertama. Baginya nama pertama adalah nama yang kedua dan yang kedua adalah yang pertama. Bagaimana bisa seperti itu caranya?. Derrida mengatakan “nama itu seperti tanda khitan, isyarat yang datang dari orang lain, dan tidak mungkin berpisah dari badan”. Menurut Masery nama bisa saja sama denga khitan dari satu sisi tapi tidak dari semua sisi. Kita bisa saja menyamakan satu dengan yang lain tanpa ada pertautan antar keduanya. seperti itulah tabiat perbandingan (majaz). Dia tidak menuntut pertautan dari semua sisinya sedangkan Derrida mengatakan bahwa majaz tidak bisa dibawa menuju titik akhir yang logis. Ini yang diketahui setiap anak-anak, ini juga yang dipahami oleh Derrida, akan tetapi dia mempermainkan esensi majaz untuk merusak makna bahasa itu sendiri.
Menurut Derrida, nama adalah fenomena peradaban manusia sama dengan bahasa. menurutnya, nama adalah tanda yang tidak terpisah dari yang ditandai, ada hubungan pertautan dan pemisahan antar keduanya. Menurut Masiry, seandainya kita tahu bahwa nama adalah fenomena peradaban manusia dan tunduk pada keinginan manusia, tidak seperti tubuh yang merupakan fenomena alam/materi, maka kita akan marah dan sedih seperti anak-anak dan akan memberitahu semua orang bahwa tidak ada hubungan antar tanda dan yang ditandai yang menyebabkan posisi manusia bermasalah.


▲▲▲